Di tengah kemajuan teknologi global, kesenjangan pendidikan tetap menjadi tantangan besar, khususnya di negara berkembang dan daerah tertinggal. Untuk menjawab tantangan tersebut, sejumlah organisasi nonprofit global seperti Education Above All (EAA) yang berbasis di Qatar, bekerja sama dengan institusi ternama seperti MIT, Harvard, dan United Nations Development Programme (UNDP), meluncurkan inisiatif baru berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI).
Program ini dinamakan Digi-Wise, sebuah platform literasi AI open-source yang dirancang untuk memperkenalkan keterampilan dasar AI kepada anak-anak dan remaja secara inklusif. Selain itu, diluncurkan pula Ferby, chatbot edukatif yang sudah digunakan oleh jutaan pelajar di India dan mulai merambah wilayah-wilayah lainnya di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Mengapa AI Lokal?
Salah satu tantangan utama dalam penerapan teknologi pendidikan global adalah kurangnya relevansi terhadap konteks budaya dan bahasa lokal. AI yang dikembangkan di negara maju sering kali tidak mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dengan akses terbatas, baik dari sisi bahasa, infrastruktur, maupun kebiasaan belajar. Oleh karena itu, pendekatan AI lokal menjadi sangat krusial.
Ferby, sebagai contoh nyata dari AI lokal, dirancang untuk bisa berfungsi dalam berbagai bahasa daerah dan menyesuaikan gaya komunikasinya dengan kebiasaan masyarakat setempat. Hal ini memungkinkan anak-anak di desa terpencil atau wilayah konflik untuk tetap mendapatkan akses ke pembelajaran yang berkualitas.
Baca Juga : Universitas Trisakti: Pilar Pendidikan Unggul Berbasis Nasionalisme
Bisa Diakses Tanpa Internet
Inovasi paling penting dari Ferby dan Digi-Wise adalah kemampuannya untuk berjalan dalam mode offline, bahkan hanya melalui SMS atau perangkat dengan koneksi internet yang sangat terbatas. Fitur ini menjawab permasalahan besar yang dihadapi anak-anak di wilayah dengan infrastruktur digital yang minim, yang selama ini tertinggal dalam proses digitalisasi pendidikan global.
Dengan teknologi ini, anak-anak tetap bisa mengakses materi pembelajaran, berinteraksi dengan AI untuk menjawab pertanyaan seputar pelajaran, serta mendapatkan rekomendasi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Ferby bahkan memiliki fitur personalized learning yang dapat menyesuaikan gaya belajar berdasarkan respons anak.
Kolaborasi Global, Dampak Lokal
Dibalik keberhasilan Ferby dan Digi-Wise adalah kolaborasi erat antara organisasi global dan komunitas lokal. Proses pengembangan sistem AI ini melibatkan guru, pendidik lokal, dan pakar linguistik untuk memastikan bahwa materi dan metode pembelajaran benar-benar mencerminkan realitas sosial-budaya tempat anak-anak tinggal.
Selain itu, pelatihan bagi guru dan relawan pendidikan juga disiapkan agar mereka bisa mendampingi proses belajar anak-anak yang menggunakan AI tersebut. Pendekatan ini tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga memperkuat jaringan pendidikan lokal.
Menuju Masa Depan yang Lebih Merata
Melalui pendekatan ini, Education Above All dan mitranya berharap bahwa kesenjangan pendidikan global bisa ditekan secara signifikan. Dengan mengedepankan teknologi yang inklusif, kontekstual, dan mudah diakses, jutaan anak yang sebelumnya tertinggal kini punya peluang yang sama untuk belajar, berkembang, dan membangun masa depan mereka.
Inisiatif seperti Digi-Wise dan Ferby menunjukkan bahwa AI bukan hanya milik dunia maju. Dengan komitmen untuk memberdayakan komunitas tertinggal, AI lokal bisa menjadi kunci untuk menciptakan masa depan pendidikan yang adil dan merata bagi semua.